Hujan Pertama


Mendung masih terlukis di langit sore. Awan-awan gelap yang menggelantung itu mengingatkan Keisa pada sore kemarin. Keisa yang sedang duduk termenung di balkon rumahnya, hanya bisa menahan kesedihan yang menusuk-nusuk dadanya. Sesekali dia meneteskan air mata kemudian menghapusnya lagi. Sore dan mendung ini membawa Keisa pada sore dimana ia dibuat terhempas pada sebuah kesakitan. Sore dimana ia bisa menyaksikan dengan jelas betapa Ringgo, lelaki yang ia sayangi menyabangkan cintanya pada sahabat Keisa, Neni. “Sakit..” lirihnya sambil tangannya disilangkan memegang kedua lengannya dan meremas lengan bajunya. Kembali muncul air di sudut matanya. Tak lama mendung itu berubah menjadi rintik hujan. Keisa keluar rumah dan berlari sepanjang jalanan komplek rumahnya. Tangisnya semakin menjadi. Air matanya tersamarkan oleh air hujan yang membasahinya. Dia terus berlari dalam guyuran hujan sambil matanya tak henti untuk menangis. Keisa ingin hujan ini bisa menghapus semua kenangannya bersama Ringgo. Keisa duduk di sebuah bangku taman. Dia melihat awan masih gelap dan hujan makin deras. Jalanan komplek mulai sepi. Tak ada satupun orang yang terlihat berjalan di komplek itu. Biasanya,... baca selengkapnya di Hujan Pertama Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Related

Inspirasi 7474696367033044269

Posting Komentar

emo-but-icon

Follow Us

Advertise

RWP
WWP-125x125
KUROL-BARU-125x125
Asisten Toko

Featured Post

Setelah 40 Tahun

Side Ads

Gallery

Connect Us

Video Of Day

item